Sabtu, 19 September 2009

Goresan tinta dalam riuh rendah rintik hujan...

Pengakuan Kalbu


Kehilangan dalam diam adalah kepedihan
Penantian dalam diam adalah pengharapan
Karena hanya diam yang bisa kuberikan
Jikalau angan terasa begitu menyesakkan

Aku hanya ingin menjumpa bayangmu
Aku hanya ingin mendengar gema suaramu
Dari jarak terjauh yang bisa kubuat
Demi rasa sederhana tak bersyarat

Tahukah kamu?
Sajak ini tercipta atas namamu
Lahir dari bahasa kesunyian yang paling tersembunyi
Kupinjam dalam bait milik air mata langit menjelang pagi

Mengenalmu adalah takdir yang disempurnakan
Sebab mengenangmu bukan arti dari penyesalan
Tidak pula suatu kebetulan
Namun sepenggal drama kebahagiaan

Di penghujung tangis masih akan hidup sepotong hati
Relakan rasa ini terlarung bersama sunyi
Bersaksi bagi senyum sesaat yang terberi
Sebelum menghapus jejak perih yang terkasihi

Terima kasih,
Hanya itu perpisahan yang sanggup kalbu beri

Sebelum lenyap dalam temaram
Bagi sosok yang tersamar kelam
Tersayat diam
Terpenjara bekam

Kau,
Yang bernama semu dalam rengkuhan syahdu


Tidak ada komentar: