Tertinggal Sekerjap Bayang
Aku membuat prasasti namamu
Pada setiap helai daun yang gugur dan kembali ke pangkuan tanah
Aku berdoa atas namamu
Pada setiap detik kujumpai bayangmu dalam pejaman mataku
Aku menyimpan ceritaku untukmu
Pada setiap bulir air mata yang kuteteskan kala ingin menghapusmu
Aku merelakan harapku atasmu
Pada setiap akhir yang merekah di merahnya langit senja, sore itu
Aku tak meminta secercah kasih
Aku hanya tak mau berharap lebih
Terlampau lama aku hidup pada angan atas hadirmu
Hingga aku lupa bagaimana melalui hari tanpa memimpikanmu
Mungkin kau tak akan pernah mendengar kisah tentang luka ini
Karena ia sudah mengunci diri dalam lubuk terdalam milik sang hati
Di sana,
Ia berani untuk melukis senyummu
Dan mengatakan betapa ia berharap hadirmu
Hingga akhir hayatnya….
Aku membuat prasasti namamu
Pada setiap helai daun yang gugur dan kembali ke pangkuan tanah
Aku berdoa atas namamu
Pada setiap detik kujumpai bayangmu dalam pejaman mataku
Aku menyimpan ceritaku untukmu
Pada setiap bulir air mata yang kuteteskan kala ingin menghapusmu
Aku merelakan harapku atasmu
Pada setiap akhir yang merekah di merahnya langit senja, sore itu
Aku tak meminta secercah kasih
Aku hanya tak mau berharap lebih
Terlampau lama aku hidup pada angan atas hadirmu
Hingga aku lupa bagaimana melalui hari tanpa memimpikanmu
Mungkin kau tak akan pernah mendengar kisah tentang luka ini
Karena ia sudah mengunci diri dalam lubuk terdalam milik sang hati
Di sana,
Ia berani untuk melukis senyummu
Dan mengatakan betapa ia berharap hadirmu
Hingga akhir hayatnya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar